Minggu, November 08, 2009

Tua tua kok senang korupsi kenapa?

Kalau dilontarkan pertanyaan seperti itu bagaimana jawabannya? Seperti yang kita ketahui bersama, akhir akhir ini kasus rekaman rekayasa memberikan sebuah ujung permasalahan yaitu korupsi atau kolusi. Kita juga tahu, korupsi bukanlah hari ini saja tapi ini sudah menjadi trade mark pejabat pejabat kita dahulu atau bahkan calon calon pejabat masa mendatang, jika itu melihat seberapa jauh tingkat kedewasaan mereka dalam menghadapi tumpukan duit atau rencana rencana UUD (ujung ujungnya duit).

Sebenarnya tidak harus pakai IQ tinggi untuk mencegah tindak korupsi tapi hanya (mungkin minimal) dengan AKHLAK. Karena akhlak kalau sudah bagus, ia tak mungkin melakukan korupsi meski tak ada yang tahu-kecuali ia bisa mengelabuhi mata Tuhan. Sudahlah, nggak ada artinya bahas korupsi. Lebih baik kita bahas tentang pelakunya saja. Benarlah jika pelaku korupsi itu orang orang tua yang sudah peyot, pikun, lemah syahwat, strokholic dan bermuka tikus atau tebal muka serta berdarah bacin.

Mereka pikir, mentang mentang jadi orang sukses (sesuai cita citanya dulu waktu kecil) seenaknya mempermainkan duit dan mempertahankan jabatannya dengan keringat keringat boneka bonekanya. Sebenarnya untuk apa mereka melakukan korupsi? Padahal sudah jelas perincian diatas, dari segi fisik mereka tak mampu lagi untuk "bersenang - senang" dengan hasil duit korupsinya. Misalnya :
  1. Duit korupsi untuk membangun rumah. Padahal rumah pejabat itu sudah bagus dan mendapat jaminan rumah dinas bila ada, tapi kenapa masih kurang? Apakah lebih baik duit itu untuk membangun kuburannya kelak sebagaimana kuburan para tokoh populer?
  2. Duit itu untuk makan makan. Kita tahu sendiri semua pejabat makannya selalu kenyang dan berlebih hingga perut perut mereka membesar seperti ibu hamil 9 bulan. Apa mereka berpikir, "anak cucu saya nanti makan apa bila saya tak korupsi?"
  3. Duit itu untuk maen perempuan. Hahaha...dengan tubuh peyot dan berdarah bacin, mereka masih punya nafsu. Tapi nafsu tinggal nafsu, dan tetap saja mereka tak bisa (maaf) ereksi sebagaimana keinginannya...(seperti terong di rebus...)
  4. Duit itu untuk mem-permak wajah tikusnya biar tidak kelihatan aslinya. Kalaupun wajahnya berhasil di permak, terus untuk apa? apa mereka masih ingin cari istri lagi,padahal secara tidak langsung justru kelihatan seperti badut ulang tahun yang ditakuti anak anak dan sama sekali tidak menyenangkan.

Tua tua...penyakit tua memang gila. Banyak yang gila karena merasa tua. Gila ingin selalu muda, dan selalu gila melihat daun muda...

Comments :

0 kirim komentarmu di sini to “Tua tua kok senang korupsi kenapa?”

DonkeyMails.com: No Minimum Payout

SPONSOR KAMI

Join 4Shared Now!
 

Copyright © 2009 by REDLINE reggaefals INDONESIA